Mitos Abad Pertengahan Gelap Gulita Ketika Malam
Sering dibayangkan bahwa pada jaman dahulu sebelum penemuan lampu pijar gas atau penerangan murah bertenaga listrik, peradaban manusia dihantui oleh kegelapan setelah terbenamnya matahari. melihat dari arsitektur bangunan jaman dahulu kita sering bergidik membayangkan tinggal di dalam kastil yang megah dan besar, berlorong dan hampir gelap gulita karena hanya diterangi sedikit obor dan nyala lilin yang memberikan pencahayaan yang terbatas.
Tapi hal di atas hanyalah mitos, nyatanya peradaban jaman dulu sejak abad ke 14 memiliki sumber penerangan lainnya yang murah, tersedia luas dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. sumber pencahayaan tersebut digunakan orang penduduk desa di pedalaman sampai dengan kastil raja di ibukota yang penuh dengan penerangan.
Sumber penerangan ini bukan lilin ataupun lampu minyak yang sangat mahal bahkan dianggap barang mewah pada jamannya. pada waktu itu lampu minyak atau lilin hanya digunakan dalam keadaan darurat seperti ketika mahasiswa harus belajar semalam sebelum ujian. karena itu lumrah ditemukan catatan kuno tentang para mahasiwa pemalas yang baru mau belajar ketika sudah terdesak dan karenanya harus berhutang untuk membeli sebatang lilin.
Bukan lilin atau lampu minyak, sumber pencahayaan ini bernama rushlight. sejenis sumbu yang bekerja dengan prinsip seperti obor kecil. terbuat dari tanaman liar sejenis ilalang yang diambil intinya lalu dikeringkan. setelah kering dicelupkan ke dalam lemak binatang, minyak atau lemak lainnya sebagai bahan bakar. setelahnya bisa langsung dibakar dengan nyala api yang lebih besar sehingga lebih terang daripada lilin yang berharga jauh lebih mahal.
Tanaman rush banyak ditemui tanpa perlu ditanam sehingga bisa didapatkan tanpa harus membeli. proses pembuatannya mudah sehingga penduduk baik di desa ataupun di kota banyak yang membuatnya sendiri. pedagang menjual rushlight dengan kualitas yang lebih baik dan memiliki kelebihan seperti rushlight dengan minim asap bakaran atau yang menghasilkan aroma wangi yang khas karena menggunakan wax lebah sebagai campuran.
Rushlight sepanjang 30 cm bisa memberikan penerangan selama 10 sd 15 menit. sumbu yang sepanjang 70 cm bisa menerangi hingga satu jam. kualitas dari terang-redup, kestabilan nyala api dan durasi lama pembakaran tergantung dari bahan campuran yang digunakan dan proses pembuatannya. karena itu biasanya warga kota lebih suka membeli produk dari toko spesialis karena relatif lebih teruji dan memiliki standar mutunya sendiri
Penelitian pada dinding ruangan kastil, kota besar dan pedesaan yang dihuni setelah abad ke 14 menemukan bukti mengenai keberadaan rushlight baik melalui bukti fisik seperti sisa-sisa ornamen gantungan rushlight yang diperkuat dengan catatan dan dokumen sejarah. gantungan khas rushlight juga ditemukan secara luas pada berbagai tempat dan lapisan sosial masyarakat, mengisyaratkan bahwa sumber pencahayaan itu dikenal dan digunakan secara luas.
Kehadiran sumber penerangan murah tersebut menggenjot kemampuan baca masyarakat baik di kota maupun pedesaan. para pelajar dan masyarakat yang sibuk bekerja di siang hari dan biasanya hanya bisa beristirahat di waktu malam sekarang tetap bisa beraktivitas setelah matahari terbenam. banyak yang belajar membaca dengan bantuan penerangan murah tersebut. hal ini mendorong perkembangan ilmu pengetahuan dan lompatan teknologi pada abad selanjutnya.
Sumber pencahayaan murah juga membuat waktu malam semakin produktif karena sektor industri kecil atau rumah tangga semakin memiliki kesempatan untuk berkembang karena bisa bekerja ekstra selama beberapa jam di waktu malam. cukup untuk menguatkan ekonomi masyarakat bawah dan menengah sehingga taraf kehidupan semakin tinggi dan mempersiapkan diri untuk menerima perubahan ekonomi, politik, dan teknologi yang lumrah terjadi pada masa kerajaan.
Uniknya tanaman rush hanya dikenal di beberapa wilayah eropa dan hanya sedikit dikenal di amerika ataupun wilayah lainnya. walaupun demikian barang sejenis rushlight dikenal di berbagai belahan dunia dengan popularitas yang berbeda-beda. di negara jajahan atau kolonial teknik pembuatan rushlight atau sumber tanamannya tidak ikut dibawa sehingga kemampuan baca tulis penduduknya tidak berkembang maksimal sebelum penemuan lampu pijar gas di abad berikutnya.
Suasana pencahayaan sebuah bangunan medieval yang sekilas tampak minim cahaya |
Tapi hal di atas hanyalah mitos, nyatanya peradaban jaman dulu sejak abad ke 14 memiliki sumber penerangan lainnya yang murah, tersedia luas dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. sumber pencahayaan tersebut digunakan orang penduduk desa di pedalaman sampai dengan kastil raja di ibukota yang penuh dengan penerangan.
Sumber penerangan ini bukan lilin ataupun lampu minyak yang sangat mahal bahkan dianggap barang mewah pada jamannya. pada waktu itu lampu minyak atau lilin hanya digunakan dalam keadaan darurat seperti ketika mahasiswa harus belajar semalam sebelum ujian. karena itu lumrah ditemukan catatan kuno tentang para mahasiwa pemalas yang baru mau belajar ketika sudah terdesak dan karenanya harus berhutang untuk membeli sebatang lilin.
Bukan lilin atau lampu minyak, sumber pencahayaan ini bernama rushlight. sejenis sumbu yang bekerja dengan prinsip seperti obor kecil. terbuat dari tanaman liar sejenis ilalang yang diambil intinya lalu dikeringkan. setelah kering dicelupkan ke dalam lemak binatang, minyak atau lemak lainnya sebagai bahan bakar. setelahnya bisa langsung dibakar dengan nyala api yang lebih besar sehingga lebih terang daripada lilin yang berharga jauh lebih mahal.
Tanaman rush yang tumbuh liar seperti rumput ilalang dan mudah ditemui di pedesaan |
Tanaman rush banyak ditemui tanpa perlu ditanam sehingga bisa didapatkan tanpa harus membeli. proses pembuatannya mudah sehingga penduduk baik di desa ataupun di kota banyak yang membuatnya sendiri. pedagang menjual rushlight dengan kualitas yang lebih baik dan memiliki kelebihan seperti rushlight dengan minim asap bakaran atau yang menghasilkan aroma wangi yang khas karena menggunakan wax lebah sebagai campuran.
Rushlight sepanjang 30 cm bisa memberikan penerangan selama 10 sd 15 menit. sumbu yang sepanjang 70 cm bisa menerangi hingga satu jam. kualitas dari terang-redup, kestabilan nyala api dan durasi lama pembakaran tergantung dari bahan campuran yang digunakan dan proses pembuatannya. karena itu biasanya warga kota lebih suka membeli produk dari toko spesialis karena relatif lebih teruji dan memiliki standar mutunya sendiri
Rushlight yang lebih terang daripada cahaya lilin dengan harga yang jauh lebih murah |
Penelitian pada dinding ruangan kastil, kota besar dan pedesaan yang dihuni setelah abad ke 14 menemukan bukti mengenai keberadaan rushlight baik melalui bukti fisik seperti sisa-sisa ornamen gantungan rushlight yang diperkuat dengan catatan dan dokumen sejarah. gantungan khas rushlight juga ditemukan secara luas pada berbagai tempat dan lapisan sosial masyarakat, mengisyaratkan bahwa sumber pencahayaan itu dikenal dan digunakan secara luas.
Kehadiran sumber penerangan murah tersebut menggenjot kemampuan baca masyarakat baik di kota maupun pedesaan. para pelajar dan masyarakat yang sibuk bekerja di siang hari dan biasanya hanya bisa beristirahat di waktu malam sekarang tetap bisa beraktivitas setelah matahari terbenam. banyak yang belajar membaca dengan bantuan penerangan murah tersebut. hal ini mendorong perkembangan ilmu pengetahuan dan lompatan teknologi pada abad selanjutnya.
Pedagang yang memenuhi kebutuhan warga kota dengan rushlight dari berbagai kualitas dan harga |
Sumber pencahayaan murah juga membuat waktu malam semakin produktif karena sektor industri kecil atau rumah tangga semakin memiliki kesempatan untuk berkembang karena bisa bekerja ekstra selama beberapa jam di waktu malam. cukup untuk menguatkan ekonomi masyarakat bawah dan menengah sehingga taraf kehidupan semakin tinggi dan mempersiapkan diri untuk menerima perubahan ekonomi, politik, dan teknologi yang lumrah terjadi pada masa kerajaan.
Uniknya tanaman rush hanya dikenal di beberapa wilayah eropa dan hanya sedikit dikenal di amerika ataupun wilayah lainnya. walaupun demikian barang sejenis rushlight dikenal di berbagai belahan dunia dengan popularitas yang berbeda-beda. di negara jajahan atau kolonial teknik pembuatan rushlight atau sumber tanamannya tidak ikut dibawa sehingga kemampuan baca tulis penduduknya tidak berkembang maksimal sebelum penemuan lampu pijar gas di abad berikutnya.
0 Response to "Mitos Abad Pertengahan Gelap Gulita Ketika Malam"
Post a Comment